Thursday, June 8

Sejarah Masjid Wapauwe

Sebagai salah satu masjid tertua di bagian timur, sejarah Masjid Wapauwe dimulai sejak abad ke 13 Masehi ketika islam masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan.

Islam masuk ke Indonesia melalui jalur pedagang dari Gujarat, India sejak abad ke 13 Masehi. Pertama kali, islam masuk ke Indonesia melalui pedagang rempah-rempah yang masih didominasi oleh pedagang Cina dan Arab. Saat itulah, sejarah masjid Wapauwe dimulai.

Di Indonesia, Islam mulai disebarkan pertama kali di Maluka sebelum menyebar ke Makassar dan bagian Pulau Sulawesi yang lainnya. Di tahun 1512 M Islam telah tersebar di Raja Ternaye, Maluku, dan Bayang Ullah.

Sejarah Masjid Wapauwe

Diperkirakan Islam masuk di Maluka sekitar tahun 1400an, dibuktikan dengan adanya masjid yang sudah berdiri selama tujuh abad di Pulau Ambon. Terdapat masjid yang terletak di Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah juga menjadi salah satu bukti sejarah yang menandai adanya perkembangan agama Islam di Maluku.

Di tahun 1414 Masjid Mapauwe didirikan, awalnya nama masjidnya yaitu Masjid Wawane karena di bangun di lereng Gunung Wawane keturunan Kesultanan Islam Jailolo dari Moloko Kie Raha yaitu empat gunung di Malaku. Orang-orang menyebutnya sebagai Masjid Wapauwe yang sampai sekarang ini masi berdiri kokoh.

Nah, masjid yang satu ini sampai saat ini masih dipertahankan bentuk aslinya yang berdiri di tanah yang disebut Teon Samaiha oleh warga setempat.Nah, letaknya berada di permukiman penduduk Kaitetu dengan bentuknya sederhana melalui bentuk arsitekture unik dan elementer.

Keistimewaan Masjid Wapauwe

Setelah mengetahui sejarah Masjid Wapauwe, terdapat keistimewaan yang dimilikinya  yang harus diketahui dalam penjelasan yang terdapat di bawah ini.

  1. Masjid Dibangun Tanpa Paku

Keistimewaan yang dimiliki oleh Masjid Mapauwe yaitu dibangun tanpa paku yang menyatukan setiap bagian-bagiannya sehingga memudahkannya untuk dibongkar dan dipasang lagi. Nah, untuk menyambungkan setiap bagian bangunan seorang arsitekturnya hanya menggunakan pasak kayu sehingga konstrituksi masjid ini dapat dipindahkan kemana-mana dengan mudah.

  1. Bentuk Masjid Bujur Sangkar

Berikutnya, keistimewaan dari masjid Wapauwe yaitu memiliki bentuk bujur sangkar dengan ukuran 10 x 10 meter. Saat masjid ini pertama kali didirikan tidak memiliki serambi, setelah melakukan renovasi terdapat tambahan serambi yang berukuran 6,35 x 4,75 m.

Saat ini Masjid Wapauwe terlihat lebih megah dengan bentuk kubah yang menawan, kini harga kubah masjid disesuaikan dengan modelnya yang menarik.

  1. Dinding Masjid Terbuat dari Gaba-Gaba

Terdapat keistimewaan yang dimiliki masjid Wapauwe yaitu dindingnya yang terbuat dari gaba-gaba atau pelepah sagu yang sudah dikeringkan. Tetapi, setelah masjid mengalami renovasi setengah dindingnya dibuat dengan campuran bahan kapur.

  1. Mimbar Masjid Seperti Kursi

Selanjutnya, keistimewaan yang dimiliki oleh Masjid Wapauwe yaitu terbuat dari kayu yang bentuknya seperti kursi. Ukurannya tinggi sehingga ditambah dengan anak tangga, di bagian atas mimbar dihiasi dengan lengkungan dan ukuran kayu.

Terdapat mihrab yang berukuran 2 x 2 meter seperti masjid di Jawa dan Bali. Dilengkapi dengan Beduk diikat dengan rotan dan digantung pada balok di atasnya yang terbuat dari gelondongan kayu utuh dengan diameter 2 meter.

  1. Terdapat Saka Guru

Di bagian dalam masjid terdapat ciri khas bangunan Joglo berupa Saka Guru yang dikenal sebagai empat pilar terletak di tengah bangunan tradisional Jawa, selain itu bentuk atapnya juga dipengaruhi oleh ciri khas bangunan Jawa yang berupa tajug bertingkat.

Bentuk atapnyaterlihat seperti piramida dengan kemiringan yang cukup tajam, diikuti dengan hiasan daun rumbia yang memiliki puncak menari dari kayu dengan bentuk silindris yang memiliki alur molding.

Di antara atap di atas lubang jendela yang berfungsi sebagai ventilasi udara sehingga bagian bawah atapnya menjorok ke luar yang membentuk seperti daun dengan setiap ujung bagiannya bertuliskan “Allah” dan “Muhammad”.

  1. Mushaf Al Quran

Di Masjid Wapauwe  terdapat Mushaf Al Quran yang diperkirakan menjadi Mushaf Tertua di Indonesia. Nah, Mushaf tersebut ditulis oleh tangan Imam Muhammad Arikulapessy yang selesai pada tahun 1550. Mushaf tersebut ditulis tanpa iluminasi  yang selesai di tahun 1590 yang ditulis di kertas Eropa ditulis tangan langsung. Berikutnya, Mushaf kedua ditulis oleh cucu Imam Arikulapessy.

  1. Terdapat Kitab Barzanzi

Keistimewaan di Masjid Wapauwe juga terdapat kitab Barzanzi karya Nur Cahya lain yaitu berupa syair pujian kepada Rasulullah SAW dengan sekumpulan naskah khutbah, mirip seperti khutbah Jumat pertama Ramadhan di tahun 1661, kalender Islam 1407 M, dan manuskrip Islam yang sudah berumur ratusan tahun.

  1. Tempat Bersejarah

Nah, di masjid Wapauwe memiliki beberapa pusaka marga Hatuwe yang tersimpan di rumah yang berjarak 50 m. Rumah pusaka tersebut dijaga oleh keturunan ke 12 Imam Muhammad Arikulapessy, Abdul Rachim Hatuwe.

Selain itu, di dekat Masjid Wapauwe juga memiliki peninggalan sejarah di sebuah gereja tua peninggalan Belanda dan Portugis. Nah, Gerejanya berlokasi di sebelah utara masjid yang hancur akibat konflik agama di Ambon tahun 1999. Terdapat benteng tua New Amsterdam yang memiliki tinggi 50 meter dari gereja yang menjadi bentuk peninggalan elanda sebagai saksi perlawanan pejuang Tanah Hitu dalam Perang Wawane dan Kaphaha.