Sunday, December 10

Mengenal 4 Tanda Tanda Dyspraxia Pada Balita Beserta Cara Pengobatannya

 

Dyspraxia adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan keterlambatan perkembangan motorik. Pada dasarnya, anak yang terserang penyakit ini akan menderita keluhan yang berbeda beda. Sebagai orang tua, penting untuk melakukan deteksi diri terkait dyspraxia pada balita. Untuk menambah informasi, berikut tanda dan gejala dyspraxia anak.

Beberapa Gejala Atau Tanda Balita Terserang Penyakit Dyspraxia Anda Wajib Tahu

  1. Terlambat Mencapai Perkembangan Yang Seharusnya

Beberapa contoh gejala dari penyakit dyspraxia secara umum mulai dari terlambat duduk, merangkak, berdiri, hingga berjalan. Perlu diketahui, anak akan memasuki fase duduk saat memasuki usia 6 sampai 7 bulan. Jika pada usia tersebut anak masih belum bisa duduk, maka anda patut mencurigainya. Bisa jadi, buah hati anda memiliki perkembangan yang lambat.

Sedangkan pada fase merangkak dan berdiri, biasanya ketika anak anak memasuki usia 9 hingga 10 bulan. Apabila buah hati anda memasuki usia tersebut dan masih belum bisa merangkak atau berdiri, maka segeralah lakukan pemeriksaan. Bisa jadi, hal tersebut merupakan gejala awal dari terjangkitnya penyakit dyspraxia.

  1. Anak Menjadi Sangat Ceroboh

Pada beberapa kasus anak yang menderita dyspraxia, mereka akan lebih sering menjatuhkan barang atau terbentur. Tak hanya itu, terkadang mereka tidak bisa mengingat dimana lokasi barang yang diletakkannya sendiri. Meski hal tersebut tidak dapat menjadi patokan utama dalam melihat gejala dyspraxia pada balita, namun anda tetap harus waspada.

Anak dengan gejala dyspraxia yang ceroboh, cenderung mengalami kesulitan untuk membuat gerakan gerakan. Sebagai contoh, ia akan kesulitan menggapai suatu benda dan membuatnya terjatuh. Sebagai deteksi dini, anda bisa melakukan tes motorik dengan memberikan permainan berupa menyusun balok untuk mengetahui bagaimana kemampuannya.

  1. Lamban Mempelajari Hal Yang Baru

Penderita dyspraxia akan memiliki beberapa gangguan seperti sulit berkonsentrasi, tidak dapat mengikuti instruksi, dan tidak dapat memahami informasi yang diberikan orang lain. Beberapa kondisi tersebut membuat sang anak kesulitan untuk mempelajari hal baru. Untuk menyiasatinya, anda bisa memberikan pelajaran baru dengan cara menyenangkan dan disukai si kecil.

  1. Anak Mengalami Kesulitan Untuk Mengatur Diri Sendiri

Meski pada dasarnya balita masih tidak dapat melakukan banyak hal sendirian, namun sudah sepatutnya untuk mengajarkannya mandiri. Beberapa hal seperti mengambil botol susu sendiri, mengambil mainan sendiri, merupakan cara yang baik untuk dapat mengatur diri mereka. Sulit mengatur diri sendiri bisa jadi sang buah hati mengalami gangguan dyspraxia.

Setiap orang tua tentu mendambakan kesehatan bagi putra putrinya. Namun pada kenyataannya, ada beberapa penyakit yang dapat diturunkan ke anak cucu seperti dyspraxia. Jika sudah mengalami penyakit ini, maka tidak bisa menyalahkan siapa pun. Tugas anda sebagai orang tua adalah mengetahui penyebab pasti gangguan dyspraxia pada sang buah hati.