Kalimantan Utara merupakan provinsi yang terbaru dari Pulau Kalimantan. Provinsi yang berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sabah dan Serawak Malaysia ini resmi menjadi provinsi dalam rapat paripurna DPR pada tanggal 25 Oktober 2012 berdasarkan UU No. 20 tahun 2012. Dulunya, provinsi Kaliamntan Utara adalah bekas wilayah Kesultanan Bulungan.
Kesultanan bulungan adalah yang pernah menguasai wilayah pesisir yang terdiri dari beberapa daerah, yaitu Kabupaten Bulungan, Tana Tidung, Malinau, Kota Tarakan, dan Tawau yang kini menjadi Sabah. Provinsi ini hampir 40% penduduknya adalah Suku Jawa yang melalui program transmigrasi. Kemudian, disusul oleh penduduk asal Sulawesi Selatan dan sisanya merupakan masyarakat asli.
Provinsi Kalimantan Utara menjadikan Kota Tanjung Selor yang terletak di Kabupaten Bulungan sebagai ibu kota resminya. Tanjung Selor sendiri memiliki luas wilayah sebesar 1.277,81 km2 dan memiliki jumlah penduduk sebanyak 42.231 jiwa pada tahun 2012 yang mayoritas adalah laki-laki sebanyak 22.488 jiwa, sementara perempuan sebanyak 19.743 jiwa.
Meski masyarakat mayoritas Kalimantan Utara berasal dari suku Jawa, tetapi sebetulnya provinsi ini terdiri dari banyak suku. Di Kalimantan Utara ada penduduk dari Suku Tidung, Bulungan, Dayak, Bugis, dan ada beberapa suku pendatang lainnya. Dengan keragaman ini, masyarakatnya rukun dan damai saja hingga kini, serta tidak saling sikut-menyikut satu sama lainnya.
Dengan beragamnya suku di Kalimantan Utara, ada banyak budaya yang bisa dipelajari. Salah satunya adalah rumah adat masyarakat asli Kalimantan Utara yang dinamakan Rumah Baloy yang arsitekturnya bisa dikatakan lebih modern dan estetik dibandingkan dengan rumah adat Kalimantan lainnya. Sebab, rumah adat ini merupakan hasil pengembangan dari arsitektur Dayak Rumah Panjang.
Sementara itu, pakaian adat Kalimantan Utara nyaris serupa dengan pakaian adat masyarakat Kalimantan Timur karena memang provinsi ini masuk ke dalam provinsi Kalimantan Timur. Selain pakaian, beberapa hal lainnya, seperti adat istiadat, budaya, dan segala yang berkaitan dengan nilai kesukuan dan budaya begitu memiliki kemiripan dengan Kaliantan Timur. Tentu hal ini wajar.